Gubernur Mahyeldi Singgah Sahur di Salimpariak, Iktikaf di Sungai Tanang

Jumat, 22 April 2022 09:22 WIB

Share
Foto Dinas Kominfotik Pemprov Sumbar
Foto Dinas Kominfotik Pemprov Sumbar

SUMBAR.POSKOTA.CO.ID - GUBERNUR Mahyeldi bersama Tim Safari Ramadhan Pemprov Sumbar, Kamis (21/4/2022) sekitar pukul 03.30 dini hari, satu per satu bangkit, beberapa dari iktikafnya yang khusyuk, sebagian besarnya dari tidurnya yang pulas di masjid Al-Ikhlas, Jorong Pandan Gadang, Nagari Sungai Tanang; negeri elok di kaki Singgalang yang berhadapan dengan Marapi. 

Kampung kecil yang tenang ini telah menginspirasi Oslan Husein untuk menuliskan baris-baris lirik lagu klasik 'Babendi-Bendi'.

Tak sampai seperempat jam, rombongan lalu bertolak menuju kediaman pasangan Ridho (32) dan Yulinda (29) di Jorong Salimpariak, Nagari Padang Lua. Ridho, atau sering disebut Kayo, dan Linda, panggilan akrab Yulinda, adalah pasangan petani sayur yang menghuni rumah teratas di kaki Singgalang. Tak ada lagi tempat tinggal warga setelah rumah mereka.

Dengan mobil, rombongan menyusuri jalan yang dinamai Tandikia, jalan beton selebar satu mobil yang mengantar siapa saja ke pinggang Singgalang. Lalu disambung dengan berjalan kaki melalui jalan setapak yang cukup terjal dan licin karena hujan semalaman di Agam. 

Medi Iswandi, Kepala Bappeda Provinsi Sumbar, sampai harus berhenti dan mengatur ulang nafasnya di tengah pendakian ini. Secara keseluruhan, butuh lebih dari setengah jam bagi rombongan untuk sampai ke kediaman keluarga Kayo di Salimpariak dari Sungai Tanang.

Rumah Kayo sederhana dan seadanya. Seperti sebuah balok tak rumit dengan satu kamar saja di dalamnya, selebihnya ruangan lepas yang dinding-dindingnya ditempeli wallpaper bermotif bata. 

Tak ada dapur, tak pula terlihat kamar mandi. Jika disigi ke seluruh ruangan, akan tampak seutas kabel menonjol, melintas dari salah satu sudut rumah ke tengah; mengalirkan listrik tetangga ke lampu LED cukup besar yang menjadi satu-satunya sumber penerangan rumah. 

 

 

Ketika rombongan datang, Kayo, Linda, bersama anak-anak, paman, dan ibu mereka telah menanti di dalam. Kayo mengenakan parka biru tua tebal. Di lehernya terlihat sarung yang dililit demikian rupa seperti syal, persis dandanan orang Jepang di awal musim dingin pada paruh kedua Desember.

Halaman
Reporter: Yusrizal Karana
Editor: Admin Local
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler