Gubernur Mahyeldi Sebut 15 Ton Sampah dari Pasar Padang Lua Bisa Dikelola

Kamis, 21 April 2022 16:59 WIB

Share
Foto: Dinas Kominfotik Pemprov Sumbar
Foto: Dinas Kominfotik Pemprov Sumbar

SUMBAR.POSKOTA.CO.ID - Gubernur Sumbar Mahyeldi meminta masyarakat Kabupaten Agam agar mengelola sampah menjadi bernilai ekonomi, seperti pupuk organik, pakan ternak, dan media budidaya moggot.

Permintaan gubernur itu, menyusul setelah mendengar laporan terkait aktivitas perdagangan di pasar tradisional Padang Lua menyisakan permasalahan, yaitu Sampah, karena setiap hari, pasar Padang Lua menghasilkan kurang lebih 15 ton sampah.

Demi mencegah penumpukan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam menyiasati dengan mengirim sampah pasar ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional yang terletak di Kelurahan Padang Karambia, Payakumbuh Selatan.

Solusi ini bagaimana pun membutuhkan biaya angkut yang tidak sedikit. Belum lagi, alur pembuangan sampah dapat sewaktu-waktu terganggu jika TPA berhenti beroperasi. Bulan lalu misalnya, TPA Regional Payakumbuh ditutup sementara untuk perbaikan, berujung pada terhambatnya pengiriman sampah dari Padang Lua selama 3 hari.

Menanggapi hal ini, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengutarakan akan melakukan pelatihan daur ulang sampah bagi warga Agam, khususnya warga Padang Lua.

“Jadi kita rencanakan melalui (Dinas) PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), melatih pemuda/i di sini supaya sampah-sampah organik ini bisa diolah,” ungkap Mahyeldi dihadapan Bupati Agam Andri Warman dan warga Padang Lua pada acara Safari Ramadan Pemprov Sumbar di Masjid Jami’ setempat, Rabu (20/4/2022).

Mengolah alih-alih membuang, ungkap Mahyeldi, adalah solusi berkelanjutan yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga memberi nilai tambah bagi warga.

“Nanti dia bisa diolah jadi tiga, yaitu jadi pupuk organik, jadi pakan ternak, dan jadi media budidaya maggot. Jadi tidak terbuang percuma,” kata Buya, sapaan akrab Mahyeldi.

Selain pelatihan, gubernur juga menyebutkan Pemprov akan memberi bantuan berupa alat pencacah sampah agar upaya pengelolaan sampah tak berhenti hanya sampai pelatihan namun berlanjut hingga penerapan.

“Ini nanti dengan PMD dan Lingkungan Hidup akan kita latih dan bantu alatnya. Kita bantu dengan pencacahnya, sehingga nanti bisa diwujudkan ketiga produk tadi,” sebutnya.

Lebih lanjut, guna meyakinkan warga, Buya membagi kisah sukses budidaya maggot di Kampar, Riau, yang digagas mantan Bupati Kampar Jefry Noer.


Disebutkannya, maggot yang dibudidayakan dalam ruangan sebesar kurang lebih 10X10 meter menggunakan media hasil olahan sampah organik di Kampar telah memberikan hingga Rp2,4 juta perhari.

“Itu baru satu lapis dalam ruangan seluas sepuluh kali sepuluh. Masih bisa dibuat jadi empat sampai lima lapis. Bayangkan kalau lima lapis, berarti lebih dari sepuluh juta sehari. Itu gadang pulo dari gaji Gubernur lai tu,” papar gubernur.

Paparan Gubernur tentang pengelolaan sampah pasar Padang Lua bermula dari laporan Walinagari Padang Lua Edison. Pada kesemptan tersebut Edison melaporkan dua kendala utama yang kini tengah dihadapi, yakni pengelolaan sampah, transportasi dan arus lalu lintas di sekitar Nagari Padang Lua. (Ghina)

Reporter: Yusrizal Karana
Editor: Yusrizal Karana
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler